Beli Motor Baru Cash Bpkb Berapa Lama

PinjamDana || Solusi Tepat Kebutuhan Pembiayaan Gadai BPKB Mobil & Motor, Proses

Semua konten dibagikan, dan dicetak ulang dari Internet. Jika ada pelanggaran atau kesalahan, silahkan hubungi kami untuk menghapusnya. Email: [email protected]

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Khawatir dengan shutter rusak setelah 100.000 kali foto ?

Berapa lama umur camera, berapa klik shutter bekerja.

Bagi penguna DSLR sudah mengenal shutter, khususnya camera DSLR model lama.

Pengantian shutter dilakukan berkala, bila sudah mencapai beberapa puluh ribu atau ratusan ribu kali jepret.

Unit Shutter adalah unit yang rutin perlu diganti bila anda sering mengunakan camera. Tentu saja mereka yang sering membuat foto, apa benar shutter camera DSLR itu rentan rusak.

Seperti kalangan profesional, wartawan olahraga yang sering meliput, mengunakan Burst untuk foto.

Artinya satu foto, si wartawan mengambil puluhan gambar, untuk mendapatkan momen terbaik.

Shutter camera DSLR tentu saja akan rusak bila sering dipakai. Bila membeli camera bekas, sebaiknya diperiksa hasil foto di computer. Dan lihat berapa banyak shutter sudah dibuka. Siapa tahu sudah digunakan puluhan ribu kali jepret.

Tapi dari informasi oPanda, tidak semua file camera dapat dilihat data total count Shutter.

Dengan Photoshop malah dapat menampilkan total pengambilan gambar dari camera dengan melihat isi data file foto seperti JPG atau RAW File

Semua angka hanya perkiraan dari rata rata kerusakan Shutter dari penguna di tiap model camera.

Jadi tergantung kondisi, bisa saja shutter tidak rusak, malah blade shutter yang lebih dahulu rusak.

Atau selama kita mengunakan, shutter camera aman aman saja lewat dari 10 tahun.

Rata rata dari separuh camera masih tetap menyala dengan baik sampai ratusan ribu atau melewati 1 juta jepretan.

Seperti Nikon D300 memiliki perkiraan persetansi diatas 85% yang hidup diatas 3 juta kali jepretan. Catatan diatas hanya data yang dicatat oleh camera yang mulai rusak dari jumlah shutter terkecil, artinya memang ada shutter yang rusak sebelum waktunya.

Bila shutter mati dalam beberapa tahun pengunaan, memang itu kendala dari camera DSLR yang harus dirawat oleh pemiliknya.

Mulai kumat tinggal di bawah ke tempat servis. Beberapa tempat servis resmi menyediakan jasa pengiriman camera untuk perbaikan.

Jadi tidak perlu khawatir bila camera rusak dan repot untuk membawa ke servis resmi. Usia pakainya sangat lama.

Tidak perlu khawatir untuk mengambil foto.

Tanyakan langsung ke dealer resmi kondisi camera, dan minta pendapat dari mereka apakah camera perlu di servis.

Dan tanyakan apakah mereka menerima pengiriman camera untuk di servis. Dealer camera resmi menyediakan layanan servis camera, baik dalam kondisi baik untuk di servis maupun perbaikan.

Point 1 dan 2, biayanya hanya servis saja. Tidak terlalu mahal, pengalaman sebelumnya sekitar 400 ribuan dan masuk sebagai biaya servis. Untuk servis

Selesai shutter di perbaiki, kemampuan camera akan kembali normal seperti baru. Paling praktis ganti satu unit shutter.

Bisa saja rusak kurang dari satu tahun, atau hanya 20.000-50.000 jepret, unit shutter mulai tidak beres. Namanya nasib.

Canon EOS 1D masih bekerja baik sampai 168 ribu foto

Seorang fotografer mengunakan Canon model lama 8 tahun lalu hampir mencapai 600 ribu. Karena dia mengunakan camera untuk foto timelapse yang jumlahnya sangat banyak dengan durasi lama. Sekali jepret bisa ratusan bahkan ribuan foto selama berjam-jam

Camera Nikon D5100 pertama digunakan 2011, sampai 87.918 di tahun 2023 shutter camera rusak.

Memiliki camera DSLR sebaiknya siapkan dana untuk rutin ke tempat servis setiap 2-3 tahun sekali. Biasanya sih cuma sensornya kotor, atau anda bisa bersihan sendiri di rumah.

Kerusakaan pasti unit shutter tidak pernah diberitahukan kepada pembeli.

Karena tidak semua camera mengalami kerusakan, khususnya camera yang jarang dipakai mungkin tidak pernah mengalami kerusakaan unit, tapi malah jamuran. Jadi hindari menyimpan camera asal asalan, karena camera dapat jamuran bila terlalu lama disimpan. Termasuk lensa anda juga akan terkena dampak jamur.

Simpan dengan baik di tempat sejuk, kalau sudah kena jamur... Repot.

Karena harga shutter dan biaya servis rata rata hampir 1 juta bahkan lebih. Sedangkan biaya servis saja, dari 300-500 ribuan di servis center resmi. Itu baru masalah kerusakan shutter di DSLR atau service bila shutter nyangkut. Lebih murah, dapat ke tempat servis tidak resmi.

Masih banyak lagi masalah camera DSLR bila tidak dirawat dengan baik atau komponen yang aus, seperti tombol mulai macet, kerusakan board camera, kerusakan lensa, camera kena jamur, slot memory card rusak, auto fokus lensa tidak bekerja, jendela flash tidak mau naik, tidak bisa fokus dan lainnya. Walau camera DSLR masuk kelas Heavy Duty, bukan berarti harus di geber habis habisan dan diletakan begitu saja seperti menaruh palu di rumah. Camera DSLR adalah komponen elektronik, jadi harus dirawat dengan baik.

Jangan khawatir bila kerusakan, karena banyak montir / teknisi camera yang menawarkan servis lebih murah. Harganya mungkin agak miring, dan keahlian mereka adalah kepercayaan pelanggan. Sebagian komponen umum biasanya tersedia, khususnya unit Shutter. Kalau harga bisa di cari di Google atau toko online.

7 tahun camera yang anda miliki mungkin bukan unit shutter yang rusak. Malahan LCD biasanya mulai muncul sisi gelap di setiap tepi layar.

Catatan dari sebuah website, secara rata rata kerusakan shutter oleh pemakai. Dari teori dan kondisi sebenarnya.

Camera Model Teori Masih bekerja Rusak  -> pengalaman penguna dari catatan sebuah media.

Canon EOS 1D Mark II N 200,000 cycles

Canon EOS 1D Mark III 300,000 cycles

Canon EOS 1D Mark IV 300,000 cycles

Canon EOS 1D X 400,000 cycles

Canon EOS 1DS Mark II 200,000 cycles

Canon EOS 1DS Mark III 300,000 cycles -> 462,988 -739,236

Canon EOS 20D 50,000 cycles

Canon EOS 30D 100,000 cycles -> 101,780 -128,908

Canon EOS 5D 100,000 cycles-> 99,365 - 382,042

Canon EOS 5D Mark II 150,000 cycles 165,691 - 343,516

Canon EOS 5D Mark III 150,000 cycles

Canon EOS 60D, 50D, 40D, 30D 100,000 cycles

Canon EOS 6D 100,000 cycles

Canon EOS 7D 150,000 cycles

Canon EOS Rebel T1i / 500D 100,000 cycles

Canon EOS Rebel XS / 1000D 100,000 cycles-> 22,682 - 38,756

Canon EOS Rebel XSi / 450D 100,000 cycles

Canon EOS Rebel XT / 350D 50,000 cycles

Canon EOS Rebel XTi / 400D 50,000 cycles

Nikon D3 – series 300,000 cycles

Nikon D300(s) 150,000 cycles-> 173,596 - 460,827

Nikon D4 400,000 cycles

Nikon D5100, D5000, D3000, D3100 over 100,000 cycles-> 97.512

Nikon D600 150,000 cycles

Nikon D700 150,000 cycles

Nikon D7000 150,000 cycles

Nikon D800 200,000 cycles

Nikon D90 over 100,000 cycles-> 45,194 -290,623

Nikon D70s    50,332 -> 74,133

Nikon D300    207,459-> 295,492

Nikon D50    26,798.50 41,926

Nikon D200    80,557-> 117,452

Nikon D80    41,936-> 43,498

Cerita seorang fotografer dari China mengunakan camera untuk foto timelapse, setiap proyek membutuhkan satu sesi 2000 gambar / foto dalam sehari saja.

Dia membeli camera high end Canon 5D Mark II. Dan shutternya rusak setelah melewati 100.000+ kali jepret,  walau standar dari pabrikan menyebut mampu bertahan lebih dari 150.000 kali jepret.

Dia mengirim camera ke servis center Canon China, dikenakan biaya pengantian $614 / 4237 Yuan.

Masalahnya ada di unit blade shutternya melengkung termakan usia. (Mar 2017).

Jadi bukan urusan mekanik motor yang rusak, hanya blade yang rusak.

Untuk melihat keluhan penguna camera bisa dilihat kerusakan yang ditanyakan ke Facebook produsen atau melalui service center langsung.

Perbaikan camera akan lebih cepat dibanding mengirim ke toko penjual.

Bila terdapat spare-part dan kerusakan umum, rata rata perbaikan tidak lebih dari 1 minggu.

Cara melihat berupa total (count) shutter di camera dengan :

Buka file camera, lihat di File Info

Keterangan kapan file foto dibuat, teorinya berdasarkan tanggal pengambilan gambar dengan catatan waktu di camera

Dan lihat data Exif - Image Number. Terdapat keterangan angka sesuai berapa banyak camera telah mengambil gambar atau membuka shutter.

Camera DSLR perlu di jaga dengan baik, dijauhkan dari debu, dan kelembaban yang berdampak tumbuhnya jamur.

Camera DSLR harus disimpan di tempat kering, bila unit yang anda miliki sebaiknya diberikan kotak khusus penyimpan.

Masalah camera DSLR tidak sampai disana, bila kita tidak menjaga dengan baik.

Jangan terlalu khawatir dengan angka shutter counting. Coba hitung 10.000 kali foto, berapa lama anda menghabiskan waktu untuk membuat 10.000 foto.

Sedangkan kerusakan rata rata paling minimum baru terjadi pada counting shutter diatas 20.000 jepretan. Selebihnya karena usia camera barulah shutter camera rusak

Camera DSLR bukan camera pocket yang dapat dipakai kapan saja, lalu ditaruh di tempat sesuka kita.

Intinya, bila anda membeli camera DSLR lengkapi dengan peralatan pendukung lain.

Komponen camera kelas pemula tidak mahal. Komponen mahal di camera kelas atas.

Hanya biaya servis membuat perbaikan camera menjadi mahal. Karena camera harus di bongkar oleh teknisi dan membutuhkan waktu.

Didiamkan pada tempat yang tidak layak malah membuat masalah, seperti jamur atau lembab di dalam camera atau sekedar sensor menjadi kotor.

Sensor kadang terkena kotoran, belajar membersihkan sendiri ketika sensor terkena debu mikro, akan menjadi pengalaman berguna.

Lengkapi peralatan perawatan dan mengerti teknik pengunaan dan cara membersihkan camera.

Bila camera tidak dijaga dengan baik, biaya perawatan tidak murah kadang merepotkan ketika dibutuhkan.

Khususnya camera yang hanya 1-2 kali dipakai. Ketika jamur masuk ke lensa karena ditempatkan di ruang lembab dan tidak di jaga dengan baik.

Atau sensor terlihat muncul bintik debu mikro, akibat membuka lensa dari bodi camera di tempat yang salah.

Bila hal ini diabaikan, mengakibatkan biaya yang seharusnya tidak perlu atau lebih murah untuk servis camera.

Jadi jangan pikirkan kerusakan unit Shutter, tapi merawat camera hal lebih penting.

Head Office Planetmoto

The Belleza Office Tower Lt. 7 Unit 1

Jln. Letjen Soepono No. 34, Arteri Permata Hijau

Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan